Malam dan Ajarannya
Seseorang pernah berkata : “bahagia itu sederhana”
Sedangkan orang yg lain berkata : “hidup ga sesederhana impian”
Mirip,tipis, sama2 benar.
disaat yg bersamaan, sama2 kurang.
Pertanyaannya, siapkah kita utk memilih? Antara realita; atau mengejar impian.
Keduanya tidak ada yg salah khan? Selama penjalanannya tidak setengah2. Dan bersedia belajar menerima segala resiko nya.
Bbrp kawan menyesalkan keputusan yg pernah dibuat. Mereka menskenariokan segala kemungkinan yg mungkin terjadi bila keputusan dulu berbeda.
But,this is life. Shits happens.
We can’t turning back time. No one can.
And i won’t live in regrets.
Yg bisa dilakukan adalah kembali mememutuskan keputusan baru yg mungkin akan berguna, atau mungkin tidak.
Dan mengambil pelajaran.
Iya, mengambil pelajaran.
Pelajaran yg seharusnya menjadikan kita untuk semakin bijak seiring waktu.
Pelajaran yg menjadi kesimpulan untuk dijadikan referensi lain dalam memandang hidup.
Mungkin tidak berguna pd hari ini.
Mungkin tidak berguna di hari esok.
Bahkan mungkin tidak berguna sama sekali dan hanya tersimpan disudut pikiran yg paling jarang terpakai.
Namun bagaimanapun, itu menjadi satu hal yg berharga.
Setidaknya sebagai pembatas diri kita soal kesadaran akan rasa, egoisme, keinginan, obsesi, dan segala sesuatu tentang diri kita sendiri.
Karena kita tidak akan pernah tau -sekeras apapun kita merencanakannya- apa yg terjadi hari esok.
Mereka yg bijak berkata : “jangan masuk kelubang yg sama dua kali”
Dan jawaban ku utk hari ini: “hadapi, jika telah menjadi pilihan.
Karena jawaban ada di akhir cerita, dan… we’ll never know if we never try”