Slingkuh itu (katanya) Indah
:) modar po ra judule?
Kabarnya, selingkuh itu indah. Beneran?
Saya pribadi belum pernah selingkuh..walopun memang, sudah pernah jadi selingkuhan.. And that's feels good dude... :D
Dalam pandangan ke-wagu-an saya, berdasarkan ilmu penjaskes dan PMP, slingkuh pada dasarnya kebagi di beberapa kelompok :
- Selingkuh jasmani. Selingkuh ini terbatas di hubungan fisik. Selingkuh-ers melakukan kegiatannya atas dasar biologis. (ga perlu dibahas lanjut, takutnya malah jadi tulisan stensil)
- Selingkuh Rohani. Alias selingkuh perasaan, di kategori ini, selingkuh-ers biasa nya mendem perasaan. Walopun masih mencoba memaksakan ber-sikap setia (pura-pura setia) sama pasangannya, perasaannya ga bareng sama fisiknya.
- Selingkuh jasmani dan rohani. Jelas, gabungan 2 kategori sebelumnya.
- Selingkuh ber-profit. versi advance golongan ketiga. Selingkuh yg dilakukan hampir mendekati mata pencaharian. Singkatnya, materialisme. Beda tipis sama golongan pertama, cuman dapet bonus, materi.
Cuman pendapat awam sih, karena dari golongan dan kategori diatas, pengembangannya bisa ampe kemana-mana.
Yg kadang lucu-lucu-miris, itu alesan selingkuh-ers...yang garis besarnya cuman: kekurangan pasangannya.
Bisa kekurangan dalam segi fisik, materi, perhatian dsb dsb.
Lucu, karena nyari hal yang ga mungkin. Ya karena ga ada manusia yang sempurna, ya kan? Brapa banyak lagu yg cerita soal ini?
Miris, karena sebenernya, saat mereka selingkuh, sebagian besar, pada akhirnya bakalan balik dan memohon maaf serta kesempatan kedua (atau ke-sekian) sama pasangannya.
Terus, apa gunanya selingkuh?
Sebagian berpendapat, selingkuh itu buat ngilangin kebosenan atau kejenuhan dalam hubungan. Ini penganut paham Selingkuh: "selingan ringan keluarga utuh"
Sebagian lagi berpendapat, "mencari yang terbaik itu sah kan?"
Sah, asal pertaruhkan kepercayaan bukan hal yang penting.
Yang lain berpendapat, "selingkuh itu asyik, resiko yang ada itu yang bikin seru"
Yup, ini golongan risk taker, pecandu adrenaline mungkin. Tanpa sadar mereka akan jenuh saat hubungannya mulai settle. Dan mulai mempertaruhkan hubungan yang mulai baik.sampe kapan?
Sampai disini, saya pribadi masih bingung, indahnya dimana? Apa harus dicoba untuk bisa paham?
Klo memang indah, seharusnya sah dong untuk melakukannya, karena sesuatu layak disebut indah cuman karena kebesaranNya.
Klo memang salah, ya memang, sesuatu yang salah itu kadang kelewat nikmat. Sampe menimbulkan hal-hal yang merugikan. Agama sudah membahasnya. Tapi kenapa masih ada yang melakukan?
Hemat saya, sesuai dengan pelajaran Penjaskes dan PMP, point utamanya tetep ada di niat. :)
Tinggal sekarang, yang mana yang akan di-niat-kan?
Jawabannya beda-beda, tergantung sama bayangan di kaca masing-masing.
Dan jawaban saya pribadi, saya belajar untuk menyisipkan ruang hati untuk hal-hal yang memang saya tidak bisa capai. Menyimpannya dan membiarkannya ada disana untuk refleksi dimasa mendatang.
"Sometimes, you just gotta accept that something's can only be in your heart, not in your life"